Selat Solo [Jateng]

Selat Solo adalah salah satu makanan khas di kota Solo. Selat Solo yang dikenal juga dengan nama bistik jawa merupakan gabungan antar bistik daging yang berkuah coklat dan salad sayuran plus telur rebus/pindang dengan mayones

Plecing Kangkung [Lombok-NTB]

Plecing kangkung adalah masakan khas Indonesia yang berasal dari Lombok-NTB. Plecing kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar dengan sambal tomat, yang dibuat dari cabai rawit, garam, terasi dan tomat.

Sambal Cibiuk [Garut-Jabar]

Dibandingkan jenis sambal yang lainnya, Sambal Cibiuk memiliki keunikan tersendiri karena rasa pedas yang dihasilkannya, tidak akan meninggalkan rasa panas baik di mulut maupun di perut karena memakai cabai rawit berukuran besar atau yang sering disebut cengek domba oleh masyarakat Sunda.

Ayam Betutu [Bali]

Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh Bali. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual

Rawon [Jawa Timur]

Rawon adalah menu berupa sup daging dengan bumbu khas karena mengandung kluwek yang membuat kuah masakan ini menjadi hitam. Umumnya rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawang, kerupuk dan sambal terasi.

Senin, 30 April 2012

KULINER NUSANTARA: Simbol Keberagaman Identitas Budaya

Kekayaan kuliner nusantara menggambarkan keberagaman identitas lokal yang mewakilkan lingkungan, kebiasaan, simbol, peraturan, serta pola konsumsi juga produksi makanan. Maka tak heran di banyak daerah kita temui peraturan adat yang berisi anjuran, pantangan dan etika tatacara pemanfaatan makanan. Selain itu, tak jarang kuliner juga menunjukkan keberagaman latar belakang sosial, ekonomi dan golongan.

Di dalam ilmu budaya, terdapat suatu teori yang disebut dengan teori Folklor. Kuliner Nusantara dalam hal ini merupakan contoh dari folklor bukan lisan yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu kolektif tertentu sebagai salah satu bentuk identitas.

Saat ini apresiasi masyarakat terhadap kuliner Indonesia memang sudah cukup baik namun belum banyak yang memahami nilai-nilai luhur di balik hidangan yang mereka santap. Karena itu diperlukan sebuah gerakan besar agar rasa kebanggaan yang ada dapat berkembang menjadi rasa cinta dan memiliki yang lebih kuat. 

Fenomena ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para pecinta dan penggiat kegiatan kuliner di Indonesia untuk menyebarkan pemahaman mengenai kuliner sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa melalui berbagai festival makanan tradisional.


AYO, Jadikan SEMUR Go Internasional !!

Siapa yang tidak mengenal semur? Kalau di suku Betawi semur pasti identik dengan semur jengkolnya sebagai padanan untuk nasi uduknya. Semur sebenarnya tidak hanya miliki warga betawi, ternyata wilayah lain di Indonesia pun memiliki masakan semur yang mencerminkan budaya mereka. Sebut saja Semur Soun yang merupakan khas daerah Yogyakarata. Adapula semur daging pontianak yang menggunakan daging kambing dan dihidangkan bersama roti cane. Bahkan wilayah ternate pun memiliki masakan semur dengan ciri khas rasa asam pedasnya.

Beragam cita rasa semur di wilayah Indonesia inilah yang membuat semur patut dijadikan sebagai kuliner khas Indonesia selain Rendang yang sudah terkenal lebih dulu.
Sejarah, kisah, nilai-nilai filosofis dan humanis yang terkandung didalamnya menjadikan semur sebagai hidangan yang sarat akan nilai budaya intangilible sehingga patut dilestarikan dan mendapat pengakuan dunia.

Untuk mendukung pengakuan semur sebagai salah satu warisan budaya Indonesia tidaklah mudah karena diperlukan kesadaran dan kebanggaan masyarakatnya sendiri terhadap Kuliner. Meskipun saat ini terlihat bahwa masyarakat sudah semakin bangga akan kuliner nusantara, sungguh disayangkan, ternyata banyak yang belum memahami tentang nilai budaya yang terkandung dalam hidangan yang disantap.

Dengan keberagaman cita rasa dan ciri khas semur, ini semakin memperkuat semur layak untuk dijadikan warisan budaya bangsa. Secara historis, semur bagaikan pohon sejarah yang kaya warna karena ia adalah hidangan yang lahir sejak zaman nenek moyang dan mendapat pengaruh dari berbagai budaya sebelum akhirnya menjadi hidangan khas Indonesia.

KECAP: Dalam Perspektif Sejarah

Kecap manis selain mengandung protein, vitamin, dan mineral, kecap berfungsi juga sebagai penyedap makanan ( di samping adalah salah satu resep makanan yang m'gunakan kecap! Nyummy..). Karena dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan atau masakan, masyarakat menjadikan kecap sebagai bagian dari menu harian. Dengan kata lain, kecap dapat meningkatkan selera makan. Kecap biasa dikonsumsi dengan makanan pokok nasi, sayuran, daging, unggas, dan ikan. Di Indonesia, kecap sangat disukai sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kecap tersedia di warung kaki lima sampai restoran di hotel berbintang lima. Kecap tersedia di tengah-tengah keluarga maupun di dalam kamar kos dan asrama.

Kata "kecap", diduga diambil dari bahasa Amoy kôechiap ataukê-tsiap.
Sementara Aksara Hanzi untuk kôechiap yang benar masih dipertentangkan, yakni:
  • Teori 1: "kecap" artinya "茄汁": "茄" adalah karakter Hanzi untuk "terong" (labu) atau bentuk pendek "tomat" (番茄). Jadi "kecap" artinya "茄汁" atau "saus/kuah air tomat". Pengertian ini lebih cocok untuk arti ketchupdalam bahasa Inggris.
    • Pelafalan modern dalam bahasa Taiwan (sangat mirip Amoy): 茄(kiô) 汁(chiap)
    • Pelafalan modern bahasa Kantonis: 茄(ke4) 汁(jap1)
  • Teori 2: "kecap" artinya "鮭汁": "鮭" adalah karakter Hanzi untuk "salem" (鮭魚), atau secara umum "ikan". Oleh karena itu, "kecap" artinya "鮭汁" atau "kuah ikan".
    • Pelafalan dalam bahasa Taiwan modern: 鮭(kôe) 汁(chiap)
    • Pelafalan dalam bahasa Kantonis modern: 鮭(gwai1) 汁(jap1)

Tentang si kecap..
Untuk memenuhi pasar kecap yang begitu besar, pengusaha terus berupaya mengembangkan usahanya. Sudah cukupbanyak perusahaan kecap yang berkembang di Indonesia. Dalam persaingan yang begitu kuat, para pemilik perusahaan terdorong untuk melakukan inovasi baru terhadap produknya guna merebut pasar.
Pengembangan produk kecap dapat dilihat dari segi kemasan, harga, variasi cita rasa, dan nilai gizinya. Segi kemasan dapat dilihat dari variasi ukuran kemasan yang ditawarkan. Kemasan botol kaca (sedang dan besar), botol plastik, dan sachet ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam.
Dari segi gizi, telah ada upaya-upaya untuk menambahkan zat gizi tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Sejarah Kecap
  • Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain (gula, garam, dan bumbu) untuk meningkatkan cita rasa makanan.
Cara pengolahan kecap diduga berasal dari daratan Cina, ditemukan lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Selanjutnya masuk ke Jepang dan negara lain di Asia, termasuk Indonesia. Saat ini industri kecap terbesar terdapat di Jepang, yaitu Kikkoman, dengan jenis kecap yang dihasilkan adalah shoyu dan tamari.
Penerimaan masyarakat tertinggi terhadap kecap terjadi di Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan oleh produksi kecap di AS yang mencapai 17,85 juta liter per tahun. Diperkirakan total konsumsi tahunan kecap di AS sekitar 43,35 juta liter per tahun.
Karena rasanya yang khas dan sangat disukai, kecap cepat dikenal di berbagai negara, terutama di negara belahan Timur dengan berbagai nama dan modifikasi dari segi penampakan, cita rasa, dan komposisinya. Kecap (soy sauce) dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu (Cina), kanjang (Korea), toyo (Filipina), dansee-ieu (Thailand).
Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sulit kita membayangkan bagaimana rasanya gado-gado, sate kambing, bubur ayam, dan masakan lainnya tanpa kehadiran kecap di dalamnya.
Berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan, yang menggunakan kecap sebagai salah satu komponen bumbu, turut mendorong berkembangnya industri kecap di Indonesia. Kecap juga dikenal di AS sebagai bumbu makanan nonoriental, seperti steak, burger, dan barbeque.

Kaya Asam Amino
  • Bahan baku utama kecap pada umumnya adalah kedelai. Hal ini memiliki keunggulan tersendiri karena kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan karbohidrat.
Asam amino yang terdapat pada kedelai adalah leusin dan lisin. Keduanya merupakan asam amino yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai untuk menghasilkan kecap dengan cita rasa yang enak, lezat, dan khas.
Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit.
Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara keduanya. Selain itu, perbedaan jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi.
Kepopuleran kacang kedelai didasarkan pada nilai gizinya yang tinggi.
Mutu protein kedelai termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan.
Pada dasarnya ada dua jenis kecap yang utama, yaitu kecap cina dan jepang. Kecap cina berwarna lebih gelap dan lebih manis karena adanya penambahan gula tebu. Selain itu, kecap cina mempunyai berat jenis, kekentalan, dan kandungan nitrogen lebih tinggi. Namun, kecap jepang mempunyai kandungan asam amino, terutama asam amino glutamat, yang lebih tinggi.
Dari segi pembuatan, keduanya memiliki perbedaan dalam hal bahan baku dan teknologi. Kecap di Indonesia termasuk salah satu jenis kecap cina. Kecap cina menggunakan gula tebu, sedangkan kecap indonesia menggunakan gula palma. Secara umum kecap di Indonesia dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu kecap asin dan kecap manis.
Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisis asam, atau kombinasi dari keduanya. Kecap hidrolisis kurang populer dibanding kecap hasil fermentasi karena flavornya kurang baik.
Hal ini disebabkan selama proses hidrolisis, beberapa asam amino dan gula rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti asam levulinat dan H2S dan beberapa komponen lainnya yang pada kecap fermentasi tidak terbentuk. Di Indonesia, pembuatan kecap pada umumnya dilakukan secara fermentasi.

Pembuatan Kecap
Pembuatan kecap dengan cara fermentasi di Indonesia, secara singkat adalah sebagai berikut: kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama 12 jam, kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak.
Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah. Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu, atau lembaran plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang digunakan sebagai penutup ini biasanya mengandung spora, sehingga berfungsi sebagai inokulum.
Spora kapang akan bergerminasi dan tumbuh pada substrat kedelai dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang dinamakan koji. Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.
Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong plastik yang berisi larutan garam 20-30 persen. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji) dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi.
Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar. Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring.
Untuk membuat kecap manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah dan bumbu-bumbu lainnya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam.
Untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah ditambahkan ke dalam filtrat, diaduk, dan dimasak selama 1 jam.
Kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk memisahkan kecap dari berbagai kotoran, kemudian didinginkan. Langkah akhir pembuatan kecap adalah memasukkannya ke dalam botol gelas, botol plastik, atau botol pet.

Andil yang Cukup Besar
Secara tradisional, kecap dibuat dengan proses fermentasi, yaitu menggunakan jasa mikroorganisme kapang, khamir, dan bakteri untuk mengubah senyawa makromolekul kompleks yang ada dalam kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti peptida, asam amino, asam lemak dan monosakarida.
Adanya proses fermentasi tersebut menjadikan zat-zat gizi dalam kecap menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Dari aspek gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap mengandung pula zat gizi lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang jumlahnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan protein.
Namun, karena tujuan utama pemakaian kecap adalah sebagai penyedap makanan, pemakaian kecap dalam masakan sehari-hari tidaklah terlalu banyak.
Dari segi nilai gizi, kecap tidak akan memberikan sumbangan berarti karena tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak setiap harinya. Hanya saja, Anda jangan lupa, bahwa karena kecaplah maka berbagai masakan menjadi lebih sedap, sehingga selera makan kita meningkat.
Jadi, bukan dari kecapnya kita mendapatkan tambahan nilai gizi, tetapi dari makanan yang berbumbu kecap tersebut. Dengan demikian, kecap memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan zat gizi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hal yang paling menarik dalam perkembangan industri kecap belakangan ini adalah adanya upaya peningkatan nilai gizi oleh produsennya. Kecap sebagai produk dalam bentuk cair memberikan kemudahan dalam fortifikasi (pengkayaan) beberapa zat gizi.
Ke dalam kecap dapat ditambahkan zat gizi mikro yang sangat penting bagi kesehatan, seperti mineral iodium, zat besi, dan vitamin A. Ketiga zat gizi mikro tersebut sangat perlu ditambahkan, mengingat masih banyaknya masalah gizi akibat kekurangan zat-zat tersebut.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
Misalnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), anemia gizi akibat defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A yang berdampak luas terhadap pemeliharaan sistem penglihatan (mencegah masalah kebutaan), serta peningkatan sistem pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit infeksi.


*) Diolah dari berbagai sumber

SOP GANGAN, Masakan Unik "Pulau Laskar Pelangi"

Masakan ikan sangat digemari masyarakat Kepulauan Bangka-Belitung. Apalagi sop ikan gangan yang menjadi menu unik khas Belitung. Kalau Anda sedang  berwisata kuliner di "Pulau Laskar Pelangi" ini, cobalah sop gangan, masakan ikan dengan kuah berwarna kuning kunyit yang terasa segar dengan bumbu asam dan pedas.

Sop gangan dimasak dari ikan laut segar. Bisa dipilih ikan merah, ikan ketarap, atau ikan bulat. Daging ikannya cocok untuk bahan sop karena cepat empuk jika direbus.

Bumbu sop gangan adalah kunyit, asam, jahe, dan sereh yang dihaluskan. Syaratnya, langsung dimasukkan ke rebusan potongan ikan segar. Memasak sop gangan harus dalam keadaan segar. Jadi tidak boleh dipanaskan lagi, harus langsung disajikan agar rasanya tidak berubah. Sop ini tidak mengandung minyak karena dimasak dengan rebusan air. Bumbunya tidak boleh ditumis.

Hampir semua restoran seafood di Belitung menyediakan sop gangan. Tidak sulit mencari menu sop gangan di "Pulau Timah" ini. Makanan khas daerah ini sudah melegenda untuk menjadi makanan pembuka tamu-tamu yang datang dari luar kota.

Sop gangan dihidangkan dalam keadaan panas. Beberapa potong ikannya terendam kuah kuning yang mengepulkan asap tipis. Kami langsung menyantap sop gangan yang menebarkan aroma segar dan wangi kunyit. Warna daging ikannya menjadi kekuningan karena rebusan bumbu, menarik hati untuk segera dicicipi.

Bila Anda berkesempatan mengunjungi Belitung, tidak ada salahnya Anda mencicipi sop gangan di Restoran Sari Dini, Manggar, Belitung Timur. RAsanya pas sekali di lidah. Dari kuahnya yang berwarna kekuningan terasa campuran asam, pedas dan gurih. Lokasi Restoran Sari Dini di sebelah danau di pusat kota Manggar semakin strategis untk didatangi wisatawan. Di resto ini juga tersedia saung terapung di pinggiran danau.

Wow, segar sekali rasanya, cocok untuk menu pembuka makan siang. Rasa gurih kuah dari ikan dan asam pedas mengalir di lidah. Apalagi jam makan siang sudah lewat. Suguhan sop gangan pun langsung disantap sampai habis.

*) Disadur dari: www.kompas.com/ Sabtu, 28 Aril 2012


KULINER YOGYA: Tak Hanya Gudeg & Bakpia

Bagi anda yang gemar berwisata boga, rasanya kurang lengkap kalau belum menikmati sejumlah pusaka kuliner tradisional Yogyakarta yang sesungguhnya sangat beragam mulai drai jenis, rasa, hingga harga. Nah, sebelum anda sungguh-sungguh menikmatinya, tak ada salahnya menyimak referensi hasil penelusuran Travel Club di berbagai penjuru Yogya berikut ini.

Biasanya, kendala wisatawan ketika ingin menyantap hidangan apa saja di Yogya adalah rasa makanannya rata-rata manis. Padahal seabrek makanan ada yang tidak manis sama sekali. Kalaupun ada, unsur manis sangatlah sedikit, contohnya nasi brongkos. Di pusat kota, tepatnya Jl. Gading No. 2 (sebelah Alun-alun Selatan), ada penjual sayur bernama Brongkos yang eksis berjualan sejak tahun 70-an.

Umumnya, brongkos terdiri dari kacang tholo (seperti kacang hijau tapi berwarna merah), tahu putih, dan daging sapi/tetelan dipotong kecil-kecil dimasak dengan aneka bumbu (salah satunya adalah kluwek) sehingga warna sayurnya adalah hitam pekat. Rasanya gurih dan tidak manis sama sekali. Lauk tambahannya rata-rata adalah ayam/daging bacem, atau telor ayam (bulat warna coklat). Seporsi brongkos dengan lauk tahu dan telor rata-rata dijual seharga Rp 3.000saja termasuk nasi. Sangat terjangkau bukan untuk sebuah kelezatan yang sudah melegenda?

Soto Lenthok, adalah seporsi soto ayam kuah bening lengkap dengan irisan kol, tomat, taoge pendek, daun bawang, suwiran ayam dll. Yang membuatnya khas adalah dalam tiap soto akan ditambahkan irisan/bulatan utuh lenthok, semacam perkedel yang terbuat dari singkong yang direbus, lalu ditumbuk, dicampur bumbu dan digoreng. Rasanya? Buktikan sendiri! Segar, gurih, dan lagi-lagi tidak ada jejak rasa manis. Kalau anda terlanjur jatuh cinta pada makanan lenthok, beli saja di penjual soto beberapa buah atau memesannya secara khusus.

Lotek dan gado-gado. Memang benar rata-rata daerah di Indonesia memiliki hidangan bernama gado-gado atau bahkan lotek, tapi coba anda lebih teliti lagi. Pastilah bahan, racikan dan tentu saja rasa berbeda-beda. Demikian pula dengan lotek dan gado-gado khas Jogja.


Sate-sate Unik
Pernahkah anda menyantap sate sapi manis, dimakan dengan irisan lontong/ketupat disajikan dengan sayur lombok ijo (sayur tempe, cabe hijau dimasak dengan kuah santan)? Kalau belum dan penasaran seperti apa lezatnya, cobalah ke Alun-alun Kota Gede, Yogyakarta. Konon, sate tersebut pertama dijual oleh Bpk. Karyo Semito, sekitar tahun 1948, dengan berkeliling. Kini setiap hari, mulai jam 6 petang sampai malam hari sejumlah pedagang Sate Karang mangkal di sana. Seporsinya cuma Rp 14.000.
Sate unik lain dari pusaka kuliner Yogya adalah Sate Jaran dan Tongseng Kopyok. Sate jaran adalah nama lain dari sate (daging) kuda. Sementara Tongseng Kopyok adalah tongseng yang penyajian dagingnya ditusuk seperti sate umumnya, dan disajikan dengan campuran aneka bumbu serta telur yang dikocok. Dagingnya bisa anda pilih mulai dari ayam, sapi sampai daging kelinci. Hidangan unik ini bisa anda temui di kawasan wisata Kaliurang. Atau Sate Klathak di Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, yakni sate kambing berukuran besar-besar, yang proses memasaknya hanya dibumbui garam dan dibakar setelah ditusuk dengan jeruji sepeda.


Panganan Tradisional Legendaris
Ingin snack tradisional Yogya selain bakpia patuk? Minimal ada dua jenis yang harus anda coba: jadah tempe/tahu dan geplak Bantul. Jadah adalah semacam uli (di Jakarta/Jawa Barat), tapi dijamin anda tak menyesal mencobanya. Karena jadah Kaliurang memang pulen, lengket, dan tentu saja gurih. Ini tak lepas dari perjuangan Mbah Carik yang dikenal sebagai orang pertama pembuat jadah (Kaliurang) sekitar tahun 1950-an hingga membuat Sri Sultan Hamengkubuwono IX kala itu jatuh hati dan menggemari makanan ini. Harga per prosi (isi 10 pasang) rata-rata hanya Rp 6.000-Rp10.000-an.
Geplak warna-warni. Rasanya memang super manis. Tapi tak ada salahnya anda coba. Terbuat dari tepung beras, parutan kelapa, gula, perasa, dan pewarna ini konon dibuat pertama kali oleh Ny. Pawirodinomo tahun 1912. Kalau tak mau eneg, nikmatilah bersama teh atau kopi pahit sembari santai di sore hari.

Modif & “Nyeleneh”
Anak muda Jogja terkenal dengan kreativitasnya, rasanya itu bukan ungkapan jumawa. Bahasan plesetan yang sudah me-nasional misalnya, lahir dari krativitas anak muda Yogya. Demikian pula dengan dunia kuliner, baik tradisional maupun modifikasi makanan modern. Mau bukti? Ini dia…

Di Gunungkidul, ada makanan sejenis rengginang tapi terbuat dari saripati singkong, namanya Pathilo (pati telo = saripati ketela/singkong). Yang lebih nyeleneh lagi Walang Goreng, belalang goreng yang biasanya dijual satu renceng dengan harga sangat murah, di kawasan Jl. Wonosari-Semanu.

Dari Kabupaten Sleman, ada belut goreng nan gurih lagi renyah sebagai camilan lauk andalan. Kalau ingin yang unik, anda bisa hunting panganan bernama Cethil, sebuah makanan berbahan tepung beras sebesar biji kelereng. Biasanya dijual di pasar-pasar tradisional sebagai pelengkap sesaji. Tapi bisa juga dipakai sebagai snack biasa.
Dan rasanya kurang pas kalau menginap beberapa hari di Kota Yogya tak sempat mencoba Nasi Kucing (sekepal nasi pulen + lauk oseng tempe/oseng usus, dll) seharga Rp. 1.000,–sejak dulu kala harga ini tidak pernah berubah. Yang berubah rata-rata lauk tambahannya: sate telor puyuh, tahu tempe bacem, dll. Nikmati bersama teh (manis) jahe hangat yang mengepul sambil menikmati suasana malam. Anda bisa pilih mulai dari angkringan pinggiran jalan di berbagai sudut kota, atau mau yang bernuansa kafe di Jl. Timoho, semua ada.

Bahkan kalau anda kangen ayam goreng fast food, sesekali cobalah KFC ala kaki lima yang disajikan dengan macam-macam lalapan dan sambel tradisional. Biar modifikasi, tapi tetep uenak lho… Hayo… tunggu apalagi? Segeralah pesan tiket ke Yogya. Dan puaskan lidah anda dengan rupa-rupa kuliner khas nan legendaris yang ada di sana!


YOGYAKARTA: Angkringan VS Lesehan

Ketika malam tiba – Jogja no yoru – memberi suasana tersendiri bagi para penikmat makanan. Berbagai jajanan malam mulai digelar termasuk penjual angkringan dan lesehan. Salah satu kawasan yang populer adalah di Jalan Wongsodirjan, di sisi Stasiun KA Tugu, tak jauh dari Malioboro.

Beberapa pedagang wedang (minuman panas) berderet di ruas Jalan Wongsodirjan . Para pelanggan duduk lesehan di sepanjang kaki lima di seberangnya. Dagangan utama adalah minuman panas, dengan berbagai makanan ringan sebagai pendampingnya.

Minuman yang paling banyak disukai anak-anak muda pelanggannya adalah kopi jos, yaitu segelas kopi panas yang dicemplungi arang membara. Tersedia pula nasi kucing dan berbagai lauk sederhana. Yang dimaksud nasi kucing adalah nasi dalam porsi kecil, dengan sambal trasi goreng, dibungkus daun pisang dan koran.

Di Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan Kraton Ngayogyakarta juga banyak pedagang wedang ronde, jagung bakar, dan jajanan lain pada malam hari.

Angkringan Pak Man (bergantian dengan Pak Alex) > Jl. Wongsodirjan, di sisi Stasiun KA Tugu, 0815 78487778: Direkomendasikan oleh Dadi Krismatono. Tempat lain yang direkomendasikan Dadi adalah Angkringan Pak Min di ujung Selatan Jalan Gejayan. Masakannya pedas, lezat, murah-meriah. Di halaman Pakualaman juga ada Angkringan Pak Mul yang terkenal.

Orang Jawa suka makan sambil duduk bersila di tikar yang ditebar di lantai. Cara ini umum disebut sebagai lesehan. Nostalgia cara makan santai dan bohemian ini sekarang justru membuat banyak orang menyukai gaya makan lesehan seperti itu.


Pada malam hari, di kedua sisi Jalan Malioboro, bermunculan puluhan pedagang makanan dengan gaya lesehan. Kebanyakan menawarkan sajian gudeg dan ayam goreng, disertai pilihan minuman panas dan dingin.

Di masa lalu, banyak wisatawan enggan makan di warung-warung lesehan ini karena ulah beberapa pedagang yang nakal. Sekarang, jangan khawatir lagi! Mereka semua sudah memasang harga makanan secara jelas, sehingga kita tidak dapat lagi dipermainkan dengan penetapan harga yang semena-mena.

Banyak pengamen yang ikut memeriahkan warung-warung lesehan itu. Rata-rata warung lesehan menyajikan makanan yang cukup baik. Beberapa bahkan sangat direkomendasikan.

ANGKRINGAN YOGYA: Sepenggal Sejarah

Sebuah konsep kesederhanaan dari sebuah warung makan bersahaja ini muncul pertama kali di kota Yogyakarta di era tahun 1950-an. Adalah Mbah Pairo, seorang lelaki tua asal daerah Cawas, Klaten, Jawa Tengah mengadu nasib di kota Yogyakarta lantaran tidak lagi mendapati lahan subur yang dapat diandalkan untuk menyambung hidup. Pada mulanya mbah pairo tidak langsung mengunakan gerobak melainkan dipikul sebagai alat sekaligus nilai estetik yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh beliau (sebuah perjuangan tidak kenal lelah untuk menaklukan kemiskinan yang mendera waktu itu). 

Di sudut sisi sebelah utara Stasiun Tugu Yogya, Mbah Pairo menggelar dagangannya yang dulu biasa dikenal dengan sebutan Ting-ting Hik (baca: hek). Teriakan khas “Hiiik…iyeek” setiap kali beliau menjajakan dagangannya yang kemudian melahirkan istilah Hik (yang sering diartikan sebagai “Hidangan Istimewa Kampung”). Sebutan hik sendiri masih ditemui di Solo hingga saat ini, tetapi untuk di Jogja istilah angkringan lebih popular.

Kemudian pada tahun 1969, angkringan Mbah Pairo diwariskan kepada putranya yakni Lik Man yang kini masyhur di seantero nusantara dengan menu andalan “Kopi Joss”. Kopi hitam panas kental dikolaborasi dengan bara arang di dalamnya yang menghasilkan bunyi “Joss” mengawali penemuan hebat produk minuman khas nan unik yang Cuma bisa didapati di angkringan Lik Man ini. Demikian sejarah angkringan bermula hingga saat ini telah menjamur dan menjadi ikon kuliner malam di kota Yogyakarta. Murah, meriah dan eksotis!

Nuansa malam dan ritme kota yang makin hingar binger justru membuat warung angkringan menjanjikan kehadiran irama malam yang tenang, sejuk dan bersahaja. Mereka adalah pengusung tradisi desa ke tengah gemerlap kota. Sebuah kombinasi menarik ini menjadi magnet bagi siapa saja untuk menikmati angkringan. Mulai dari tukang becak, seniman, mahasiswa, pegawai, wisatawan hingga anggota dewan. Selain murah, suasana santai di angkringan adalah daya tarik utama. Di angkringan orang boleh makan sambil tiduran, sambil mengangkat kaki, teriak atau mengeluarkan sumpah-serapah. Tetapi tak jarang, angkringan jadi ajang diskusi.

KONSEP ANGKRINGAN
Konsep angkringan yang kita kenal kini adalah gerobak dorong dari kayu dengan tungku arang. Di atasnya ceret besar berjumlah tiga buah sebagai lokomotif utama untuk menghidangkan bahan minuman. Tak lupa yang menambah suasana remang-remang eksotis adalah lampu minyak kaca semprong (lampu teplok) menerangi di tengahnya. Tempat duduk menggunakan kursi kayu panjang mengelilingi sekitar gerobak yang dinaungi terpal plastic gulung sebagai tenda. Perpaduan bersahaja ini menjadi estetika angkringan yang terbentuk melawan waktu dan perkembangan jaman. Meski begitu, inilah yang menjadi daya tarik luar biasa dari warung angkringan.

Dengan konsep kebersahajaan ini warung angkringan mencoba menghadirkan berbagai pilihan menu kuliner yang bersahaja pula. Pertama adalah makanan berupa sego kucing. Nasi bungkus daun pisang dan Koran berisi nasi seukuran kepal tangan disajikan bersama oseng tempe, sambel teri atau sambel trasi dan yang lainnya, gorengan, sate usus dan sate telur puyuh. Kedua adalah minuman berupa wedang jahe, susu jahe, wedang tape, the panas dan sebagainya. Kita dapat menikmatinya di waktu sore hari hingga subuh dini hari. Tak mahal-mahal amat namun jiwa menjadi segar dan tercerahkan.
Angkringan yang terkesan pinggiran, kini menjadi penanda kehidupan malam di sebuah kota. Pedagan Angkringan bukan hanya sebagai penjaja tapi juga teman ngobrol bagi pembeli. Mereka menjadi saksi dan pendengar yang baik, lebih dari hubungan ekonomi yakni hubungan pertemanan. Tak heran, semua penjaja angkringan seperti di kota Yogya dipanggil dengan sebutan akrab Lik (Paman) oleh para pelanggannya. Sebut saja nama Lik Man, Lik Dul, Lik Doyo, Lik Min, Lik Hard an lain-lain.

Angkringan memang bukan seperti gudeg atau soto, dimana keduanya sengaja ‘dibawa’ ke kota untuk diperkenalkan ke masyarakat yang lebih luas. Tidak ada yang istimewa dari apa yang disajikan di angkringan dari jenis makanan atau minuman. Karena semua yang tersaji adalah makanan ‘wong cilik’ yang apa adanya. Tapi memang keunikan, keramahan, dan kehangatan di angkringan yang coba ditawarkan di kota lain yang juga sangat menghargai tradisi dan kesederhanaan. Seperti halnya di kota Kudus ini.

Dan pastinya, selama tungku masih menyala…selama minuman hangat siap selalu untuk disajikan, maka selama itu pula keramahan dan keakraban suasana malam akan kita dapatkan.

Jadi, sekarang memang sudah tidak penting lagi mau angkringan aseli Jogja atau tidak, asal bisa menawarkan keramahan dan makanan serta minuman yang tetep bisa bikin kenyang, ya sama aja…

Nasi Kucing Menyerbu Ibu Kota

Sebelumnya mungkin tidak ada salahnya mengenal tentang nasi kucing ini. Nasi ini banyak dijual oleh penjual angkringan dan saat ini sudah menjadi banyak tempat makan yang tersebar ke berbagai pelosok daerah. Dengan modal tempat jualan yang berbentuk gerobak angkringan yang umumnya beroda, maka para penjual nasi kucing ini menjajakan dagangannya. Di atas gerobak angkringan ini diletakkan bertumpuk-tumpuk bungkusan nasi kucing itu dengan berbagai hidangan pelengkap lainnya. Penjual angkringan nasi kucing ini selalu melengkapi dengan minuman hangat baik kopi, teh ataupun jahe. Kalau di angkringan seperti ini yang diinginkan kadang adalah suasana santai untuk sekedar makan dan minum sambil mengobrol apa saja.

Nasi kucing yang dijajakan berupa nasih putih dengan lauk sayur tempe, ikan teri dan sambal ditambah dengan seiris ayam atau kaki ayam. Selain itu terdapat lauk tambahan lain berupa ayam, telur, sate usus, kaki ayam goreng dan lain-lain yang dapat bersifat pilihan. Nasi putih yang disediakan hanya segenggam saja sehingga tidak akan membuat orang merasa kenyang. Bagi pembeli laki-laki mungkin akan perlu menghabiskan lebih dari satu bungkus.

Keberadaan ikan teri dan bungkusan yang kecil inilah yang mungkin menjadi asal mula nama nasi kucing. Ibaratnya nasi tersebut sangat cocok sebagai makanan kucing di rumah. Untuk seekor kucing maka hanya perlu sebungkus dengan menu ikan teri asin yang sangat sedap. Jadi kalau anda hanya makan nasi kucing sebungkus, ibaratnya anda hanya seekor kucing
 
Nasi kucing biasanya dibungkus dalam daun pisang yang dilapis kertas koran. Soal bungkus inilah yang sebenarnya perlu menjadi perhatian, karena dapat menjadi memberikan kontribusi penyumbang sampah dalam jumlah besar. Nasi yang dibungkus kecil tetapi memerlukan bahan pembungkus yang banyak.

Meskipun pembungkus nasi kucing bersifat ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan organik sehingga dapat diolah di alam dan tidak bersifat mencemari lingkungan, namun tentunya tetap bersifat sebagai sampah.

Satu catatan lagi soal bahan pembungkus nasi kucing ini adalah selalu menggunakan kertas bekas, baik berupa kertas koran maupun kertas bekas lainnya yang diperoleh dari perseorangan, sekolah atau kantor. Jadi boleh saja mereka para penggemar nasi kucing tetap menyebut produk ini sebagai berwawasan lingkungan.
 
Sejak dua tahun terakhir ini, “Angkringan ” sering juga disebut Warung Koboi, atau HIK yang dulunya hanya ada di Yogya dan Jawa Tengah kini mulai marak di Jakarta. Kalau di Yogya, angkringan adalah tetap nongkrong favorit para mahasiswa, sambil diskusi masalah kuliah atau ngegosip, bisa tahan berjam-jam di warung angkringan ini. Mungkin fenomena ini yang mau diusung ke Jakarta. Jakarta yang sebagian kaum urban, merupakan target pasar yang potensial dari Angkringan ini.

Bagi mereka yang pernah tinggal atau bersekolah di Yogya bila kangen nasi kucing tidak perlu repot-repot lagi ke yogya. Karena Nasi Kucing sudah mulai menyerbu dan bertebaran di sekitar kita di Ibu Kota.

Tempat Jajan Di Bintaro

1. Bu Lie Mey
Jl. Maleo 16 JE 5/45 Bintaro Jaya Sektor 9  , Telp 021 7452354 , Buka Jam : 07.00 – 17.00 WIB
Menu Favorit : Asinan Selada , Nasi Semur , Mie Kangkung , Nasi Rames
Harga : 10.000 – 35.000

2. Warung Pringga
Bintaro 9 Walk AT 12, Bintaro Sektor 9 , Telp 021 80331187,  Buka Jam : 16.30 – 24.00
Menu Favorit : Ju -Ju steak tenderloin , Surf & Turf , dan Beef Picata
Harga : 3.500 – 43.000

3.Warung Gudeg Bu Djuminten
Jl.Bintaro Tengah Blok 02 No 8 , Bintaro Jaya Sektor 1, Telp ( 021 7353134 ) , Buka Jam : 10.00 – 21.00
Menu Favorit : Ayam Kodok dan Nasi gudeg
Harga : 11.000 – 300.000

4.Bebek Ginyo
Jl. RC Veteran No 21 Bintaro, Telp ( 021 7378329 ) , Buka Jam : 17.00 – sampai habis
Menu Favorit : Bebek Cabe Hijau , Bebek Panggang , Bebek Balado
Harga : 1000 – 17.000

5.RM Ayam Kremes Bu Tjondro
Jl.Bintaro Tengah Blok N2 No 33 , Baintaro Jaya Sektor 1 , Telp ( 0217312085 ), Buka Jam : 10.00 – 22.00 WIB
Menu Favorit : Ayam Kremes , dan Ayam Bakar Kwali
Harga : 7500 – 29.000

6. Resto rame-rame
(jl, raya merpati blok P2 No.20, bintaro jaya sektor 1)
Disini harganya selain murmer, tempatnya juga asik, bisa dibilang murmer karena kayak sejenis dimsum berisi ayam cuma Rp 5.500/porsi, banyak pilihan dari aneka nasgor, seafood, sate ayam, steak sampai sop kambing, harganya bervariasi dari Rp 10.000 s/d Rp 34.000
7. Warung Tenda
(Jl. Maleo Sektor 9, Bintaro)
Disini merupakan pusat jajanan Bintaro di malam hari. Mulai dari seafood, nasi uduk, pempek, sop kaki sapi, makanan sumatera, pisang bakar, dim sum, steak, juga masakan jepang. Harganya variatif mulai dari Rp 6.000 s/d Rp 35.000

8. Jajanan Malam Bintaro 9 Walk
Sektor 9: Bintaro 9 Walk kl malam (Nasi Uduk Pak Jhon, Soto Ayam “Jakarta”, Es campur Sinar Garut, Nasgor Keb Sirih, Pringga, Ayam Ganthari, banyak deh), Pecel pincuk & tahu telor Godong Ijo (blkg salon Anita sebrang Total Buah), Soto ayam Teraz Cafe (Maleo sblh Bintaro 9 walk)

9. Soto betawi H. Usman Ali
(jl. wr supratman)
Disini tempatnya luas dengan suasana tradisional membuat kita merasa nyaman. Makanannya banyak, ada soto ayam & soto campur, sayur asam, daging empal, ayam bakar, pepes hingga lalapan. Harga berkisar antara Rp 2500 hingga Rp 12.000 saja.

10. BARAYA
(Bintaro Trade Center, food avenue Blok F1 No.3A)
Disini paket hemat warung nasi asli sunda,pilihan pahenya Rp 10.500 ada tiga : dengan ayam goreng, empal goreng atau ikan mas goreng, tambahannya sayur asam, tahu/tempe, lalapan, sambal dan nasi timbel. Semuanya disajikan hangat-hangat.

Tempat Jajan Di Salatiga - Jateng

Salatiga, kota kecil di kaki gunung Merbabu Jawa Tengah menyimpan pesona kuliner yang patut dicoba. Berikut rekomedasi Kemangi untuk Anda.

AYAM BAKAR/GORENG

1. Plaza, Salatiga Plaza (dekat Apotek Wahid)
Plaza, Jl Seruni no 4
2. Bu Toha, Jalan Raya Tuntang,
3. Bu Tik, Jl. Osamaliki, Pertigaan Rumah Sakit
4. Pak Manyun, Lapangan Pancasila
5. Bu Djono, Belakang Bioskop Reksa
6. Wong Solo, Jl. Jend. Sudirman (Depan Hotel Grand Wahid )
7. Lentera Ayam Cola, Dekat Pertigaan Senjoyo dan Pertigaan Adi sucipto
8. KFC, Jl. Diponegoro, depan Gereja Katholik Santo Miki
9. Ayam Goreng Pattimura, Jl.Pattimura
10. AyamKoe, jl. diponegoro
11. Ayam Pangestune, jl.seruni



WARUNG MAKAN / Rumah Makan

1. UKSW, Dalam Kampus UKSW
2. Bu Agung, Jl. RW. Monginsidi
3. Mak Heni, Jl. RW Monginsidi
4. Bu Lia, Jl.RW.Monginsidi
5. Dsas, Jl. Diponegoro (Depan UKSW)
6. SS , Ruko depan SLTP Pangudi Luhur
7. RM. Senjoyo, Jl. Senjoyo
8. Masakan Manado Kawanua, Samping Gereja Katolik St.Miki
9. Nasi Tanjung, Jl. Tanjung
10. Bu Yayah, Cungkup
11. Mbak Kris, Jl. Kemiri 1
12. Warung Ungu, Jl.Kemiri 1
13. Rm.Manado, Cungkup
14. RM Pondok Joglo Bu Rini,Jl.Mawar (JETIS)-à special Iga bakar
15. RM Grasia, Jl. Pungkursari
16. WM. Prapatan, perempatan kemiri 1 dan 2
17 Rm.SUKSES, Jl.Merapi

BAKSO / BAKMI / MIE AYAM

1. Bakso Planet, Jl.Raya Sukowati
2. Bakso Tamansari, Jl. Diponegoro, Depan Roncali
3. Bakso Satelit, Pasar Raya I Blok A No 1 Jl. Jendral Sudirman
4. Bakmi Alindra, Jl. Jend. Sudirman Masuk Ke Jalan Johar
5. Ya Mien Om Djing, Jl. Kesambi (Depan Es Kesambi)
6. Bakmi Progo, Jl. Progo, Samping Toko Niki Baru, Jl. A Yani
7. Mie Ayam Kridanggo, Kridanggo, Samping Diknas
8. Mie Ayam Kemiri Pak Dhe, Kemiri 2 (warung oranye)
9. Bakso Klaseman, Klaseman
10. Mie Ayam Jakarta Bang Joni, Perempatan Jetis
11. Bakso ABC, Pertigaan ABC
12. Pak Pur, Jl. Kartini
13. Mie Bandung, Jl. Wahid Hasyim
14. Mie Bandung, Jl. Kemiri Raya


BUBUR AYAM

1. Mbah Sabar, Jl. Ahmad Yani, 50M Dari Perempatan Pasar Sapi Lama
2. Briska, Jl. Kemiri Raya 1
3. Bubur dan Bakmoy depan Gereja Katolik
4. Pancasila, Bundaran Pancasila Dekat Polres
5. Jendral Sudirman, Sepanjang Jl. Jendral Sudirman (jam 6-stg 8 pagi)
6. Bubur ayam Kemiri, setelah perempatan kemiri
7. Bubur Jakarta feat Kue Bandung Ala San Francisco, jl. turen


GUDEG / KOYOR

1. Aan, Jl Pungkursari
2. Ibu Sukini, Pasar Sapi Lama
3. Mbak Tun, Kemiri
4. Ci Ai, Jl. Pungkursari
5. Tumpang Koyor Kota BaruPerum Kota Baru 0298-7103080

JAGUNG BAKAR

1. Jl.Kauman
2. Pertigaan Tanjung
3. jl.Kartini
4. Jl. Kemiri Raya

KAFE / STEAK

1. My Steak, Jl. Kemiri, belakang/samping SMA 1
2. Big Momma House, Kemiri , langensuko
3. Night Cafe, Jl. Jendral Sudirman
4. Lekker, Cungkup (Jl. Yos Sudarso)
5. Tiara Cafe, Depan UKSW
6. Kedai Steak, Jl. Monginsidi
7. Yege Steak, Jl.Diponegoro 42
8. Lentera,Adi Sucipto
9. Kamarisi, Jl. Imam Bonjol
10. Plato, Plaza Salatiga
11. KPK (kedai Pring Kuning), Jalan Turen


TAHU CAMPUR, DLL

1. Depot Es Tanjung, Perempatan Langensuko
2. Tahu Campur, Depan SD Marsudirini Margosari , Gladakan
3. Lengkong, Jl. Beringin
4. Tahu Campur Diponegoro, Jl. Diponegoro Sebelah Warung Manado
5. Tahu Campur TamanSari, depan pemandian Kali Taman

LOTEK / PECEL/Gado-Gado

1. Lotek Monginsidi, Jalan Mongisidi
2. Bu Nuri, Jl. Kemiri II
3. Pecel Mak Miem, Karang Kepoh I Tegalrejo
4. Pecel Madya, Jalan Sukowati, Belakang Bioskop Madya
5. Pecel Empal Karto Ali, Masuk dari Jalan Tanjung
6. Lotek, Depan Kampus UKSW
7. Gado-Gado Inuk, Perempatan Kantor Pos, Samping SD Marsudirini 78
8. Jl.Brigjen Sudiarto Gg II
9. Mbak Umi, Candran Winong Candran Sidomukti
10. Gado-Gado Briska, Jl Sukowati
11. Gado-gado dpnb Leha-leha (pertigaan kesambi pemotongan)


NASI GORENG /Nasi Uduk

1. Pak Pur, Jl Kartini
2. Pak Joko, Jl. Patimura
3. Mbak Yati, Jl. Brigjen Sudiarto
4. ABC, Pertigaan ABC
5. Nasi/Mie Goreng Jawa, Jl. Sukowati
6. Pak Dar, Jl. Patimura
7. Nasi Goreng Adi, Vespa Jl. Imam Bonjol
8. Mas Gondrong, Pintu Belakang Kampus Uksw
9. Nasi Goreng Pak Tarman, Perempatan Kauman
10. Nasi Goreng Pak Lan, Turusan Kidul - Jl. Pattimura
11. Nasi Goreng Pak Wiku, Jl. Diponegoro
12. Nasi Goreng Susu, Jl. Brigjend Sudiarto
13. Nasi Goreng Pak Minto, Jl. Dr Muwardi
14. Nasi Goreng Sigit, Jl. Patimura
15. Nasi Goreng Thipuk, Jl. Sukowati, Depan Klenteng
16. Nasi Goreng Nggamol, Grogol
17. Nasi Goreng Pak Kumis, Jalan Imam Bonjol
18. Nasi Uduk, Pattimura (Dpn Indomaret)
19 . Nasi Uduk, DEPAN Kampus UKSW


SOTO

1. Soto Parmoso, Jl. Pungkursari
2. Soto Pak Goto, Jl. Kalitaman
3. Soto Ayam Kemuning, Jl. Kemuning
4. Soto Semarang, Perempatan Kauman sekarang pindah ke Jl. Kauman
5. Soto Semarang, Pojokan Jl. Raden Patah (smpg gereja katolik)
6. Soto Pojok, Jl. Pemotongan (Pojokan pertigaan)
7. Soto Pak Trimo, Jl. Semeru
8. Soto Pak Acuh, Dekat Kantor Pos
9. Soto Esto, Depan Garasi Esto, Dekat Hotel Mutiara(jl.Langgensuko)
10. Soto Bu Yul, Depan Bengkel Esto, Jl. Muh. Yamin
11. Soto Pak Kempung, Jl. Senjoyo
12. Soto Kesambi Gladakan, Jl. Gladakan No. 682
13. Soto Lamongan, Ruko Pancasila


SATE KAMBING / SAPI /Ayam

1. Sate Harjo Kantil, Jl. Jend. Sudirman
2. Sate Pak Amat, Jl. Diponegoro
3. Sate DKT, Depan RS DKT (Jl. Taman Pahlawan) Nanggulan
4. Sate Cempe Pak Dar, Blotongan
5. Sate Sapi Suruh, Jl. Jendral Sudirman, Dekat Pos Polisi
6. Sate Sapi Suruh, Jl. Ahmad Yani, Pertokoan Pandawa
7. Sate daerah Blotongan
8. Sate Ayam Kemiri
9. Sate Ayam Dan Kambing, jl. Kartini (dpn Sumber Jaya)
10. Sate Ayam, Jalan Pattimura
11. Sate Ayam depan Hotel Beringin
12. Sate Ayam Madura, samping hotel Grand Wahid

MINUMAN

1. Es Teler Singkawang, Jl. Patimura No. 5
2. Es Kesambi, Jl. Kesambi,
3. Es Cobra, Jl. Belakang Apotik Wahid
4. Es Kombinasi, Jl. Patimura
5. Ronde Mak Pari, Jl. Merapi, dan Jl. Ahmad Yani
6. Es Campur Pungkursari, Jl. Pungkursari
7. Warung Ronde Jamu Jago, Jl. Jend. Sudirman, Dekat Toko Morodadi
8. Susu Segar Pak Totok, Jl. Wahid Hasyim 3C
9. Ronde Jend SUD Sepanjang Jl. Diponegoro
10. EsKimo, Jl. Pemotongan
11. Warung Wedangan Shallom, jl.Turen


KUE / ROTI

1. Kios Kue Mbak Hartini, Pasaraya 1 (Belakang), Depan PKL Ikan Segar
2. Toko Roti Lumayan, Jl. Pemuda, Belakang Ramayana
3. Toko Roti L & L, Jl Kumpulrejo No 2
4. Toko Roti Wonder, Jl. Semeru
5. Toko Roti Tegal, Jl.Jend Sud
6. Toko Roti PARIS, Jl.Jend Sud
7. Toko Roti Buana, Jl. Jend Sud


LAIN-LAIN

1. Martabak Pak Tua, Jl.Adisucipto
2. Warung Gecok Tingkir, Cengek - Tingkir Tengah
3. Rica2 RW, Bendosari
4. Rica2 Mentok Pak Munying, Lapangan Pancasila
5. Jangan Tumpang, Di Tengah Pasar Salatiga
6. Nasi Rames Bu Djono, Belakang Bioskop Reksa
7. Empek-Empek, Jl. Suropati
8. Roti Bakar, Depan Gereja Katolik St. Miki
9. Roti Goreng, Depan Toko Lea Jeans, Jl. Jend. Sudirman
10. Selera Bakar, Jl. Kemiri Raya
11. Bubur Kacang Hijau-Ketan Hitam, Indomie goreng dll, Jl. Kauman (buka 24 jam)
12. BurJo, Kemiri 1-kemiri 2
13. Martabak Depan STIE AMA
14. Martabak Istana, Jl. Diponegoro
15. Martabak Atrium, jl jend. sudirman.


Evita/April 2012